Salah satu tanaman hias di rumahku sedang berbunga. Gak tanggung-tanggung bunganya banyak sekali. Warnanya putih, kecil-kecil bergerombol seperti kembang api.
Orang-orang sini sih menyebutnya pring hias atau bambu hias. Tapi setelah aku cek klasifikasi biologisnya, kekerabatannya dengan tanaman bambu cukup jauh. Tanaman ini punya nama latin Dracaena surculosa. Ia lebih berkerabat dengan pohon naga yang getahnya dipake buat memoles biola.
Kucari nama Inggrisnya dan hasilnya cukup mengagetkan. Namanya Gold Dust Dracaena. Keren bingit kan? Yang bikin aku kaget adalah... frase gold dust itu merujuk pada bintik-bintik yang secara alami mucul di permukaan daunnya. Selama ini dengan tololnya aku mengira bintik-bintik itu muncul karena tanamannya terkena penyakit atau daunnya berkarat akibat tetesan air. Hahaha....
Oh iya, setiap kuntum bunga ini cuma mekar sekali doang di malam hari. Pagi hari dia udah layu. Gerombolan bunganya mekar bergantian sehingga bisa dinikmati selama beberapa hari.
Sifat bunganya yang mekar di malam hari mengingatkanku pada bunga lidah mertua (Sanseviera trifasciata) dan wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum). Warnanya juga sama-sama putih. Bentuk kembang pring hias lumayan mirip dengan kembang lidah mertua; hanya beda susunannya saja. Wangi ketiga bunga tersebut juga mirip; halus dan manis. Tapi hati-hati, wangi bunga malam gini kalau kelamaan dihirup bisa bikin kepala puyeng.
Nih foto-fotonya....
Koliadka: Slavic winter singing traditions
-
*Koliadka* are traditional songs usually sung in Slavic, Central European
and Eastern European countries during the Christmas holiday season.
It is bel...
1 hari yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar