Pages

Labels

Senin, 23 Agustus 2010

Golden Hour

Sore hari kala mentari bersinar cerah
Awan merata berarak indah
Semburat warna cemerlang
Menyiratkan suasana hati yang tenang
Cahaya yang kuat namun lembut
Menyebar laksana kabut
Menyelimuti seluruh langit
Dengan kuning kunyit
Cantik banget..............................

Ini beberapa foto rangkaian bunga di rumah yang kuambil pada saat golden hour. Foto-foto ini telah mengalami penyuntingan, dikarenakan apa yang terlihat dengan mata telanjang berbeda dengan apa yang ditunjukkan LCD kamera maupun layar monitor. Hehehe..... Silaka komen-komen.

Kamis, 22 Juli 2010

Kembang Patra

Pengobat rinduku pada si cantik Delonix regia. Meskipun si kembang patra bukan flamboyan, paling nggak mereka bersaudara. Belum sempat si flamboyan berbunga di akhir tahun ini, eh, si dia malah udah ditebang (dan tahun lalu aku tidak sempat mengabadikan kobaran kembang api yang menyeruak di ranting-ranting tree of flame). Jadi, nonton si patra mekar aja. Naik sepeda, goes, goes dan terus goes.... Berhenti di tepi jalan yang membelah sawah, lihat kanan-kiri, ramai, tunggu dan terus tunggu, sepi, jepret.
Teruslah berkembang Caesalpinia-ku tersayang....

Hitam Putih (2)

Minggu, 11 Juli 2010

Edit, Edit, Ayo Diedit.....

Gambar-gambar ini hasil editan semua. Untuk gambar kembar, yang kiri adalah yang asli, yang kanan sudah diedit. Untuk gambar tunggal, itu sudah berupa hasil akhir, biar mengira-ira sendiri gambar aslinya kayak apa. He he he.... Semua gambar diedit pake CorelPP 11.

Gambar 1. Reflection; ini pakai efek Auto Equalize

Gambar 2. Bright Morning; ini pakai efek Tone Curve sama Tune Blur

Gambar 3. Golden Cloud; ini pakai efek Tone Curve sama Brightness, Contrast, Intensity

Gambar 4. Dreamland; ini pakai efek Tone Curve sama Brightness, Contrast, Intensity

Hitam Putih

Minggu, 11 April 2010

Pidato Ketenagakerjaan

Sebetulnya ini adalah tugas yang diberikan oleh Bu Sutiyah beberapa waktu yang lalu, yaitu tugas membuat pidato. Wih.... acarane rame banget. Masalahe ana salah paham antarane guru karo murid. Murid-murid padha ngira yen temane bebas, nanging tibakna temane wis ditamtokne. Akhire rame-rame nggawe pidhato anyar, he he he.... Wayah maju akeh sing oleh surakan saka cah-cah merga pidato heboh.


Teks sing dakgawe ngene iki.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kepada Ibu Sutiyah yang saya hormati,
Serta teman-temanku yang berbahagia,

Marilah kita memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena pada hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat dan berbahagia, bisa menuntut ilmu di SMA 1 Boyolangu dengan lancar. Saya mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk berbicara mengenai masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Teman-temanku sekalian,
Saat ini kita berada di penghujung pendidikan SMA. Masing-masing dari kita kelak akan menempuh jalan yang berbeda-beda, menuju cita-cita yang kita harapkan. Satu hal yang jelas, setiap orang menginginkan pekerjaan.
Kenyataannya, mendapatkan pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik bulan Februari 2009, di Indonesia terdapat 113 juta orang angkatan kerja. Namun 9 juta diantaranya tidak bekerja alias menganggur.
Pengangguran tidak muncul begitu saja. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya pengangguran. Pertama, besarnya jumlah angkatan kerja yang tidak memiliki kualifikasi keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja. Kedua, terbatasnya lowongan pekerjaan sektor formal. Ketiga, rendahnya tingkat pendidikan formal pencari kerja. Keempat, relatif rendahnya jiwa kewirausahawan yang dimiliki angkatan kerja. Kelima, terbatasnya aksebilitas lowongan kerja oleh pencari kerja.
Dalam kehidupan perekonomian, orang yang tidak bekerja tidak menghasilkan apa-apa. Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan. Adanya orang yang menganggur pada suatu keluarga akan membebani tulang punggung keluarga. Orang yang menganggur menyebabkan keluarga tersebut tidak mampu mencapai kemakmuran secara optimal karena penghasilan total keluarga tersebut tidak optimal.
Lebih jauh, pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat terhadap suatu barang menjadi berkurang, sehingga permintaan terhadap barang-barang produksi menurun. Hal ini tentu merugikan produsen karena produknya menjadi tidak laku. Bila hal ini berlangsung terus-menerus, perekonomian tidak akan bisa maju.
Pengangguran juga menjadi beban bagi negara. Seorang penganggur tidak memiliki penghasilan, dan karenanya tidak manjadi wajib pajak. Hal ini menyebabkan pendapatan pemerintah dari pajak tidak maksimal. Bila pendapatan pemerintah tidak maksima, pembangunan yang direncakan oleh pemerintah juga tidak bisa berjalan optimal. Terlebih orang yang menganggur tidak ikut serta dalam pembangunan.
Melihat dampak buruk yang ditimbulkan oleh pengangguran, tentu tidak ada dari kita yang ingin menganggur. Menganggur atau tidak menganggur bukanlah pilihan, melainkan hasil dari usaha kita untuk memperoleh pekerjaan. Pekerjaan tidak didapat secara instan tanpa usaha. Ada langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memperoleh pekerjaan, yaitu menilai kemampuan pribadi, mencari peluang usaha, dan memilih peluang usaha.
Pertama, menilai kemampuan pribadi. Kita harus mengetahui apa yang kita miliki dan apa yang tidak kita miliki. Sesuatu yang kita miliki berupa keterampilan atau kemampuan yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman merupakan modal dasar bagi angkatan kerja. Setiap pekerjaan membutuhkan keterampilan yang berbeda-beda. Jangan memaksakan diri menekuni suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan yang dimiliki.
Kedua, mencari peluang usaha. Peluang untuk berusaha sebetulnya ada dimana saja, asalkan kita cermat dan mau untuk melakukannya. Mencari pekerjaan tidak harus melamar pekerjaan ke kantor-kantor yang berarti menjadi pegawai. Dengan demikian, kita tidak terpaku untuk mencari peluang di sektor yang sama. Banyak usaha yang dapat dikembangkan melalui wiraswasta. Dari sebuah keterampilan, kita bisa menemukan berbagai peluang usaha.
Ketiga, memilih peluang usaha. Buatlah analisis mengenai peluang-peluang usaha yang ada. Kita tidak mungkin mengerjakan semua peluang usaha yang ada sekaligus. Melalui analisis kita akan mengetahui peluang mana yang dapat kita kerjakan secara penuh, mana yang sulit atau bahkan belum memungkinkan untuk dikerjakan. Dengan adanya analisis kita akan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan diri kita.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam memperoleh pekerjaan adalah niat, keuletan dan tawakal. Bila memilikinya, kegagalan yang mungkin datang sewaktu-waktu tidak akan membuat kita menyerah.
Teman-temanku yang berbahagia,
Mari kita bekali diri dengan keterampilan yang bermanfaat. Peluang usaha ada dimana-mana. Jangan terpaku untuk mencari kerja di tempat itu-itu saja. Ingatlah bahwa memperoleh pekerjaan bukan karena gengsi, melainkan kebutuhan untuk memenuhi tuntutun hidup. Dengan bekerja, pengangguran tidak akan terjadi.
Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan terhadap apa yang saya sampaikan. Saya ucapakan terima kasih atas perhatian dari para pendengar.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tembang Macapat

Ini adalah tugas dari Pak Supriyono dua tahun yang lalu, membuat tembang baru dengan memodifikasi tembang yang sudah ada. Berikut beberapa tembang yang saya buat.

Pangkur: Bocah

Dadi bocah kudu bisa
Sregep golek ilmu lan njaga dhiri
Njaga ati saka nepsu
Tetulung marang kanca
Kudu bisa mendhem jero mikul dhuwur
Nyenengake ibu bapa
Dadi bocah kang ngabekti

Pucung: Sregep Ngamal

Donya iki kebak dosa hawa nepsu
Ja tumindak ala
Sregepa tumindak becik
Ngamal soleh sangu kanggo mlebu swarga

Dhandhanggula: Eling-Eling

Lintang kumebyar ing rina wengi
Nyoroti kabeh isining donya
Kemricik banyu ing kalèn
Nyeblok ing ndhuwur watu
Keprungu swara kewan wengi
Ngoyak sepi kang sepa
Mula saka iku
Elingana Sang Pangeran
Kang wus nggawe alam kang ngedab-ngedabi
Tentreming alam donya

Selasa, 16 Maret 2010

Kotak 16 (bagian 3)



Pada artikel sebelumnya pernah saya katakan bahwa susunan tersebut hanyalah ‘salah satu cara’. Sebetulnya, cara menyusun angka-angka tersebut memang hanya SATU (sejauh yang saya ketahui), namun dapat divariasikan untuk memberikan tampilan yang berbeda.

Lihatlah ketiga kotak berikut. Sekilas susunan angka-angkanya tampak berbeda, namun Anda dapat menemukan persamaan di antara ketiganya.


Ya, angka-angka yang bersesuaian (yang kotaknya berwarna sama) memiliki orientasi yang tetap (disusun diagonal, lompat satu kotak). Mengapa saya sebut bersesuaian? Sebab angka-angka tersebut saling melengkapi, dan bila dijumlahkan menghasilkan angka 17 (sama dengan 34 dibagi 2).
Kotak pertama memiliki susunan yang sama dengan kotak pada artikel sebelumnya. Kotak kedua dan ketiga hanyalah penggeseran angka-angka pada kotak pertama. Pada kotak kedua, angka-angka digeser satu kotak ke bawah. Pada kotak ketiga, angka-angka digeser dua kotak ke bawah dan satu kotak ke kiri. Anda dapat membuat susunan yang lain melalui penggeseran angka dengan cara yang berbeda.

Selain bisa mendapatkan jumlah angka 34, kotak ini juga dapat menghasilkan jumlah angka yang lain, dengan syarat angkanya harus lebih dari 34 dan merupakan bilangan GENAP.
Untuk permulaan, kita bagi angka-angka menjadi dua kelompok, yaitu kelompok KECIL (1-8, berwarna kuning) dan kelompok BESAR (9-16, berwarna biru).

Kita coba untuk menghasilkan jumlah 50. Lima puluh dibagi dua hasilnya 25. Buatlah agar kelompok BESAR menjadi komplemen kelompok KECIL sehingga jumlah angka yang bersesuaian menjadi 25. Hasilnya seperti di bawah ini.
(Gambar untuk membedakan kelompok KECIL dan kelompok BESAR)

(Gambar untuk membedakan angka-angka komplementer)


Dengan sedikit kreatifitas, kita dapat menggunakan angka-angka yang berbeda untuk menghasilkan jumlah 50. Caranya dengan mengurangi kelompok BESAR dan menambah kelompok KECIL dengan angka yang sama.
(Kelompok BESAR dikurangi 2, kelompok KECIL ditambah 2)

(Kelompok BESAR dikurangi 4, kelompok KECIL ditambah 4)

Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa jumlah angkanya harus GENAP. Saya tidak yakin mengenai jawabannya, namun sifat istimewa dari kotak-kotak ‘ANEH’ ini adalah angka-angkanya yang saling berhubungan satu sama lain, sehingga bila angka-angkanya digeser dengan benar, tetap mendapatkan jumlah 34. Untuk mendapatkan hasil yang ganjil (pada kotak berikut diambil contoh 35), ada empat kotak pada kelompok BESAR yang angkanya harus ditambah satu (agar tidak ada angka kembar, angka yang ditambah 1 haruslah 4 angka terbesar, pada kotak di bawah berwarna hijau). Sayang sekali, ternyata angka-angka tersebut letaknya bersebelahan. Anda akan mengetahui efeknya bila membandingkannya dengan pola penghitungan pada artikel 1 dan 2.

Pada artikel 1 dan 2, seluruh kelompok angka yang bisa dijumlahkan menjadi 34 adalah sebanyak 32 kelompok angka. Sedangkan yang bisa dijumlahkan menjadi 35 (pada kotak di atas) hanya 24 kelompok angka (sejauh yang saya hitung adalah benar). Pengurangan jumlah kelompok angka ini terjadi akibat kotak-kotak warna hijau yang bersebelahan, sehingga pada kelompok angka tertentu hasil penjumlahannya tidak 35, melainkan bisa 34 atau 36.
Namun, secara keseluruhan kotak-kotak tersebut tetap unik dan ANEH dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pertanyaan terakhir adalah: Adakah hal penting dalam kotak-kotak di atas?
Jawabnya: TIDAK ADA.

Kotak 16 (bagian 2)

Pada artikel sebelumnya, saya sebutkan bahwa angka-angka pada diagonalnya menghasilkan jumlah 34 (Anda bisa mengeceknya sendiri), namun belum ada ilustrasinya. Pada artikel ini saya sertakan keistimewaan yang lain beserta ilustrasi penuntunnya.
Petunjuk: kelompok angka-angka pada kotak yang berwarna sama menghasilkan jumlah 34.

Minggu, 14 Maret 2010

Kotak 16

Perhatikan kotak di bawah ini.
Kotak besar ini terdiri dari 16 kotak kecil. Kita dapat memasukkan angka 1-16 ke dalam kotak-kotak ini, sehingga angka-angka pada tiap baris, kolom dan diagonalnya berjumlah 34.


Salah satu caranya adalah:

Lihatlah ilustrasi berikut. Gambar ini menunjukkan angka-angka pada baris dan kolom (yang berwarna sama) menghasilkan angka 34.