Pages

Labels

Rabu, 31 Oktober 2012

Menikmati Matahari Terbit di Kali Boyolangu

Ini adalah foto yang kuambil tanggal 14 Agustus 2012 lalu sambil naik sepeda di tanggul Sungai Boyolangu. Ini editan pertama, agak suram.

Editan kedua, warnanya lebai. Hiks....

Editan ketiga, lumayan....

Tapi menurutku yang paling cantik adalah yang ini, editan foto lain.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Partitur Warna-Warni

Ini adalah kedua kalinya aku mencoba menulis partitur manual. Hm.... Pengalaman pertama kali ga perlu diceritakan ah, bikin malu aja.
Pada dasarnya kali ini aku hanya menulis ulang dari partitur yang udah kubikin pake MuseScore. Tinggal translasi doang, dari not balok ke not angka. Judul lagunya? Rahasia! Kenapa? Ntar juga tahu alasannya....
Ini lho hasilnya.... Ini belum lengkap sih, cuman reff terakhir doang. Hahaha....

Nah, aku ga mau partiturku terlihat biasa-biasa aja, makanya kutulis pake spidol warna-warni. Kan kelihatannya jadi manis dan cantik gitu kalau per baris warnanya beda-beda. Iya ga sih? Atau malah norak? Wis kadhung, kaben.
Kesalahan terbesar yang kulakukan adalah tidak memperhatikan lirik. Ya, waktu nulis di MuseScore, aku enjoy aja masukin not-notnya. Aku ngikut aja ama mood yang ada di pikiran dan sukses bikin ending di C mayor. Oh iya, ini lagu aku tulis pake nada dasar Do = C. Nah, waktu nulis di kertas, sambil inget-inget liriknya, JEGLER! Kalau dibaca mentah, liriknya tuh sedih gitu, kaya mau pasrah. It means lagunya pake nuansa sedih-sedih gitu yang juga berarti harusnya ending di A minor. Kuputer lagi MuseScore dan emang dua bar terakhir G ke C nuansanya mayor banget, padahal liriknya galau-galau gitu. Kuinget-inget musik aslinya, emang sempet masuk ke G, tapi endingnya ke Am. JRENG!!! Yang di MuseScore dipermak dulu, agak bingung sih awalnya, dari G ke F, lalu ke E, masuk Am bisa sih, tapi masih agak kaku kedengaranya, tapi lumayanlah. Yang di kertas? Udah terlanjur ketulis, ya udahlah, buat kenang-kenangan aja. Nah, karena itu liriknya kubikin nge-blur biar ga kebaca. Kalau kebaca kan jadi  ketahuan banget ga nyambung sama nadanya. Tapi dipikir-pikir, dari baca nadanya juga ketahuan ini lagu apaan. Seenggaknya dengan begini menjadi tidak terlalu vulgar. Hehehe....
Kesalahan berikutnya (ini lebih dulu terjadi, tapi seenggaknya nggak separah yang di atas ntu) adalah saat input nada di MuseScore. Mentang-mentang bikin aransemen SATB, terus aku nulisnya dari sopran ke alto, ke tenor, terakhir bas. Karena bas paling akhir, pilihan nadanya jadi tinggal sedikit. Akibatnya, melodi bas jadi kurang variatif. Nah, waktu ngubek-ubek isi laptop, nemu artikel tentang aransemen. Kubaca dan di situ tertulis bahwa urutan bikin melodinya adalah dari cantus firmus (yang bawa melodi utama, dalam hal ini sopran), kemudian bas, baru suara lainnya. Wo, layak, tibakna aku kuwalik.
Kesalahan selanjutnya adalah, aransemen yang kubikin di MuseScore sebetulnya belum lengkap. Lima bar terakhir sebetulnya aku pengin jadiin SSAATTBB. Tapi karena udah ngebet pengin nulis tangan, kutulis aja apa adanya. Akibatnya, tulisannya jadi ga rapi. Baris tenor dan bas makin ke belakang makin ke bawah. Altonya rapi, tapi nadanya parah, dari fi tahu-tahu ke do, njeglek abis.
Kesalahan selanjutnya.... Ini kenapa gue tulis di blog ya? Kesalahan lainnya ada ga ya? Tauk ah, semoga ga ada. Kalaupun ada, sekarang lagi ga inget. Udahan dulu yuk.... Mau pesen tiket buat pulang kampung libur Natal ntar. Yuk....

Perubahan





Waktu terus berjalan

Perubahan tak terhindarkan
Masa lalu akan tetap terkenang
Misteri menanti di masa depan

Kita tak bisa meminta sesuatu tetap pada kondisinya saat itu
Ceteris paribus hanya khayalan, tidak berlaku
Banyak hal, sering membuat kita ragu
Namun demikian, engkau pasti selalu tahu
Kemana pun engkau menghadap dan menuju
Kasih Allah tetap menyertaimu



Gambar ini diambil pada lokasi yang sama, yaitu di sawah lor Tugu Dua Anak Cukup, Dusun Dadapan, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, 66271


Gambar ini diambil hari Kamis, 10 Juni 2012, pukul 6:06 WIB.

Yang ini diambil pada hari Senin, 21 Juni 2010, pukul 6:17 WIB. Ini adalah kali keempat kemunculannya di blog ini. Hahaha.... Ini history-nya:
Kumunculan pertama: Hitam Putih
Kemunculan kedua: Edit, Edit, Ayo Diedit....
Kemunculan ketiga: Sebiru Langit Pagi

Sedangkan yang ini diambil pada hari Kamis, 23 Agustus 2012, pukul 6:04 WIB.

Kamis, 25 Oktober 2012

Ngedit Lagi, Hohoho....


Dari gambar yang sama, diedit untuk menghasilkan nuansa yang berbeda, hohoho....
Carmine and Tosca

Kamis, 18 Oktober 2012

Menjadi Diri Sendiri

Pukul 8.00, Kelas Administrasi Keuangan Negara, Ruang I-305

"Hanya saja, pada praktiknya di dunia, kita banyak tidak disenangi orang. Itu terjadi karena kita berbuat yang baik, sedangkan orang lain banyak yang ingin tidak baik."

by Ujang Bahar

Selasa, 16 Oktober 2012

The Best


Selasa, 16 Oktober 2012, Kelas Audit Keuangan Sektor Komersial, Ruang D103

“Tidak ada sistem buatan manusia yang lebih baik daripada sistem akuntansi. Hal ini disebabkan dua hal. Pertama, sistem akuntansi memiliki pola dasar yang sama dimana pun dan kapan pun. Kedua, sistem akuntansi menghasilkan laporan yang diperiksa secara rutin.”
By M. Nadief Kaelani

Cita- Cita


Jumat, 12 Oktober 2012, Kelas Komputer Audit, Ruang L204

Setelah menerangkan secara panjang lebar mengenai hal-hal yang saat itu tidak begitu kupahami, tiba-tiba Pak Rifali Azhar berceletuk, “Rencana itu selalu berubah. Ada orang pengin jadi arsitek, insinyur sipil, tetapi ternyata kuliahnya di ST*N. Bla bla bla….”
Mak JLEB!

Goyang Inul


Di dalam kamar, sewaktu ganti baju hendak sholat maghrib, terdengar suara orang nyanyi
“Para penonton, bapak-bapak, ibu-ibu, semua yang ada di sini….”
What? Itu kan suara penghuni kamar sebelah! Demi apa coba nyanyi lagu begituan? Ado-ado sajo….

Ababil


Sebel! Gue Sebel! Ga material juga sih, tapi cukup mengena di hati. Ga tau lagi deh, anak-anak sekelas jalan pikirannya pada gimana. Pagi tadi, kelas AKSK, waktu aku baru datang, bangku barisan depan kosong melompong. Seperti biasa, aku yang ngisi bangku depan duluan. Duduk di depan aja aku masih suka ngantuk, apalagi duduk di belakang, bisa-bisa ngimpi sambil ngiler. Akhirnya, waktu pelajaran dimulai, sepuluh bangku terdepan terokupasi hingga 60%, sedangkan tiga barisan di belakangnya terisi penuh. Nah, begitu ganti kelas Budnus, aku masuk kelas lebih akhir dari yang lain, dan…. WHAT? Bangku depan udah penuh! Apaan nih? Dasar anak-anak! Untungnya dari delapan bangku di barisan depan ada satu bangku yang nggak ada kursinya. Langsung, tancap gas ngambil kursi kosong, taruh di bangku depan, dan menguasainya. Hore!!! Besok-besok harus lebih waspada nih.

The Very Low Notes

"Bourdons speak quickly if voiced properly and can be used under almost anything."
by Allan Carrick 

"Resultants? The best work excellently. And if course you don't just have to use 10 2/3 against 16 foot to make a 32 foot. The more mutations you use the stronger the false fundamental becomes, but at the same time the more like a reed than a flue the tone becomes, in the broadest sense."
"The soft stopped rank has the peculiar effect of picking up power from whatever is playing above it, and still tells in full organ. Very versatile. One of the best I know is at La Trinite in Paris (CC 1868 I think, or maybe 1872...)"
by Peter Rickinson


taken from Fans of the Atlantic City Boardwalk Hall Organ

Minggu, 14 Oktober 2012

Open Wood

"However, they take up a huge amount of space, and since the Organ Reform Movement, independent pedal departments have often displaced these leviathans. Having said that, in large buildings, they make a grand underpinning of the principal chorus, and in their 32' incarnations they are the sine qui non of the English Cathedral Organ. Wind pressure at the feet of these monsters is often remarkably small - often under 2". Although sometimes described as an Open Diapason (wood), the vast scale makes the Open Wood much more like a large scale open flute in tone. The stop is almost exclusively found on the pedals."
by Alastair Disley

http://www.organstops.org/o/OpenWood.html 
Copyright © 1999 Edward L. Stauff,

Kamis, 04 Oktober 2012

Tulisanku

Inilah beberapa macam tulisan tanganku dalam berbagai tingkat kesadaran (baca: ke-ngantuk-an). Ini adalah catatan pelajaran Audit Keuangan Sektor Komersial pertemuan kelima, Selasa, 2 Oktober kemarin.

Happy Wednesday


Huo~~~ Hari ini seneng banget…. Gimana ga seneng kalau hari ini penuh kejadian menyenangkan. Kalau seneng gini, rasanya optimis banget buat ngejalanin hidup di dunia.

Pertama, tadi pagi aku berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Jalanan ga gitu rame, rasanya tentrem banget gitu…. Udah cuaca cerah, ga panas pula, plus bawaan di dalam tas ga berat. Enjoy banget berangkat sekolah.

Kedua, makan pagi di warung sebelah sekolah. Hm…. Ga gerah sama sekali karena masih agak sepi. Coba kalau rame, wuih… gobyos saawak. Udah gitu waktu mau bayar, eh ga ada kembalian. Untungnya boleh dibayar belakangan siang harinya.

Ketiga, waktu masuk lingkungan sekolahan, aku baru aja melintas gedung C, eh, ada bidadari lagi ngobrol ama temennya. Namanya? Rahasia! Seperti biasa, ketika disapa, dia hanya tersenyum. Ada banyak makna dalam senyumnya tersebut; antara senang karena disapa teman lama, kebiasaan karena murah senyum, dan malu karena gue nyapanya heboh banget. Hahaha….

Keempat, waktu masuk ruang kelas pertama buat pelajaran Administrasi Keuangan Negara, eh, di papan tulis masih banyak tulisan bekas pelajaran kemarin. Makin diamati, huo~~~ itu pembahasan soal yang sama dengan PR Akuntansi Keuangan Lanjutan kemarin. Sikat! Salin! Tulis sebelum dihapus orang!

Kelima, sehabis AKN, sembari menunggu kelas Etika Profesi, aku nunggu di lantai tiga Gedung I. Huo~~~ di sana banyak ketemu ama temen lama juga. Salah satunya Angel. Nggak tau kenapa, seneng aja kalau ketemu Angel, terutama kalau ngeliat Angel ketawa. Khas banget tawanya.

Keenam, pelajaran Etprof berjalan mulus. Hari ini adalah hari pertama aku presentasi di kelas baru. Rasanya campur aduk; antara deg-degan, seneng, pengin ngeksis, juga khawatir kalau ga bisa jawab pertanyaan. Untungnya penyampaian materi cukup lancar. Sekalipun tadi ada penanya yang agak keras kepala dan nggak memperhatikan materi, untungnya bisa dihajar balik dengan cara yang cukup elegan dan memuaskan.

Ketujuh, AKL jam 2 siang dibatalkan dan diganti hari Jumat. Ha! Ini kabar baik. Artinya ada tambahan waktu buat nyelesain PR AKL. Dalam bahasa yang lebih sederhana, pengerjaan tugas AKL dapat ditunda. Hahaha…! Waktunya menari.

Kedelapan, waktu berjalan keluar kampus hendak makan siang, ketemu bidadari lagi. Yang ini orangnya lain dari bidadari pagi tadi. Tapi tetep aja spesial.

Kesembilan, waktu mau milih warung, ketemu kakak tingkat yang baru aja menjalani Yudisium. Eh, dianya mau makan juga. Akhirnya kami barengan makan soto, dan… aku ditraktir. Huye…!

Kesepuluh, malam ini latihan paduan suara dimulai lebih awal dan diakhiri lebih awal. Ye ye ye lalala! Artinya malam ini tenggorokan ga bakalan kecapekan. Udah gitu, latihan juga lancar jaya. Meski di beberapa tempat sempat lupa atau ilang nada, bisa cepet nyambung ama bas meski posisiku dikepung sopran ama tenor. Hm…. Jadi ingat, wisuda tinggal seminggu lagi. Harus lebih semangat latihan nih.

Itu semua kebahagiaan yang cukup menonjol di hari ini. Sebetulnya masih banyak kebahagiaan lain yang tidak bisa kurinci satu per satu. Jadi disyukuri saja, termasuk rasa kantuk ini. Udah malem, bobo dulu….