Pages

Labels

Selasa, 02 Oktober 2012

Serbet, oh Serbet

dan Beberapa Pengumuman Lainnya


Topik utama postingan ini adalah serbet. Ya, serbetku yang berwarna merah jambu. Seperti ini tampilan terbaru dari serbetku.

Sebetulnya, serbetku ini sudah hampir menjadi milik umum karena saya letakkan di dapur kosan dan sering banget dipake orang kosan buat ngelap bermacam-macam kotoran di meja dapur. Tapi karena saya tidak tega, akhirnya saya klaim kembali serbet ini menjadi milik pribadi. Saya sengaja melakukan hal ini karena sering sedih melihat serbet saya yang cantik berada dalam keadaan mengenaskan.
Tadi saya bilang apa? Mengenaskan? Ya, kira-kira hampir seperti inilah tampang serbet saya sebelum dipermak.
Mengerikan bukan? Di rumah orang tua saya di kampung sono, di Dusun Maron, Desa Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, nggak ada yang kaya gini. Serbet yang udah agak burek pasti dicuci sama ibu, jadi ngecling dan wangi. Sedangkan serbet di kosan, penuh berlumuran hal-hal ga jelas. Ada air bekas cucian piring, ada juga bekas gosong-gosong karena habis ngelap wajan atau kebakar api kompor. Tapi yang paling mengerikan adalah noda minyak goreng. Hi.... Mana minyak bekas pakai tuh baunya ga jelas, kalau kena tangan jadi nempel, terus licin-licin menjijikkan, anak-anak kosan kalau goreng-goreng minyaknya suka belepotan kemana-mana. Jadilah serbet cantik merah jambu menjadi salah satu korbannya. Bagaimana dengan baunya saudara-saudara? Jika Andi Riff bilang "Hachi, hachi!", saya bilang "Hoek! Hoek, sor...."
Karena keadaannya yang mengenaskan, saya usahakan untuk membersihkannya terlebih dahulu. Nggak tanggung-tanggung, butuh waktu ekstra buat ngilangin noda yang nempel di serbet. Pertama, saya rendam tuh serbet pake larutan garam anget semalaman. Hasilnya? Bleh! Masih mengerikan. Kedua, saya rendam seharian pake larutan Rinso cair. Apa yang terjadi? Larutan deterjen yang awalnya pekat (jauh lebih pekat daripada yang saya pake buat nyuci baju seember) berubah warna menjadi gelap, namun seencer air tawar. Hah! Saya ganti larutan deterjennya dan saya rendam ulang seharian. Habis itu, disikan ampe lumayan kinclong. Wow! Pada tahap ini jadi lumayan cantik, tapi masih bau minyak. Akhirnya setelah saya bilas beberapa kali, saya putuskan untuk merendamnya pake larutan Baygon. Eh, salah, Bayclin. Abis direndem, bau minyaknya udah ga nampak, terus saya jemur. Eh, aroma Bayclin-nya menguap, bau minyaknya balik lagi. Ya wis lah, ga pa-pa.
Habis dijemur diapain dong? Disimpen dalam kamar dan hanya dibawa ke dapur bila sedang dibutuhkan. Jangan sampe jadi ancur lagi. Maka, topik utama postingan ini selesai sampai di sini.


Pengumunan lainnya:
1. Kemarin tuh, tanggal 30 September 2012, blog ini mencapai penayangan sebanyak 42 kali. Empat puluh dua kali, sodara-sodara! Sungguh sangat luar biasa. Biasanya ga lebih dari 10, dan hari ini saja mencapai penayangan sebanyak 4 kali. Empat kali lho ya? So wonderful!
2. Kemarin juga, aku nanya sesuatu ke fanpage-nya All Angels di FB. Apa yang terjadi? Hari ini pertanyaanku dijawab oleh Daisy Chute! Huo~~~ Jadi pengin goyang ngebor nih.

3. Waktu ngaplot gambar serbet, baru ketahuan kalau tadi aku nyimpennya pake format PNG. Jiah, gambar ginian pake PNG? Pantes ngaplotnya agak lama.
Pengumuman usai.

0 komentar:

Posting Komentar